Beberapa bulan pasca gempa bumi September 2009, kawasan pantai menjadi daerah yang tidak menarik...bahkan menjadi daerah yang menakutkan. Hal itu terjadi tidak lain karena potensi tsunami yang setiap saat bisa terjadi. Meski peringatan dini akan tsunami bisa diberikan, pengalaman membuktikan bahwa selalu terjadi kemacetan total di seluruh jalur evakuasi yang perlu waktu berjam-jam agar dapat terurai.
Trauma tersebut bukan hanya membuat masyarakat enggan mengunjungi kawasan pantai, bahkan menyebabkan masyarakat enggal tinggal di kawasan garis merah/kawasan pantai. Dampaknya sungguh luar biasa, propreti di bawah garis merah mengalami penurunan nilai yang sangat fantastis, kegiatan perekonomian di kawasan pantai menjadi turun drastis.
Namun menjelang 1 tahun gempa, masyarakat kota Padang mulai sudah bisa melupakan trauma. Kini Pantai Padang sudah mulai ramai kembali, dipelopori oleh aktivitas pedagang ikan segar disepanjang Pantai Purus, diikuti oleh berdirinya warung makanan khas sea food berjejer sepanjang pantai. Pemerintah Kota pun melanjutkan kembali rencana pembangunan jalan sepanjang pantai mulai dari kota hingga ke Bandara Int. Minangkabau serta pembangunan pengaman dan pemecah ombak sepanjang pantai.
Demikian juga tidak ketinggalan investorpun sudah ikut berpartisipasi membangun hotel-hotel baru dan gedung-gedung baru disepanjang Pantai Padang. So...Pantai Padang pun kini sudah kembali berfungsi sebagai ruang publik, mulai dari hanya untuk menghabiskan waktu sore, jogging, jalan pagi, sepak bola, sepeda santai, klub motor, pengamen, jualan teh botol-indomie-dsb :)
Belakangan juga ada peringatan untuk tidak berenang di pantai karena akhir-akhir ini banyak korban meninggal dunia karena tenggelam, nah lho.... Juga...budaya bersih seharusnya juga berjalan agar Pantai Padang tetap indah dan nyaman, pantai jorok ...? malaasss...
Nih..photo2 anak2 & emaknya ikutan maen di Pantai Padang :)
Naik Kereta Api ..? Bima dan Anet memang jarang naik kereta api, bukan karena gak suka..., tapi di kotanya emang kereta api belum menjadi andalan tranportasi masyarakat.
Padahal kereta api adalah sarana transportasi yang nyaman dan aman, tentunya kalo dikelola dengan benar. Saat ini perusahan kerta api sudah mulai berbenah baik dalam segi kualitas dan pelayanan.
Sudah seharusnya masyarakat memiliki transportasi publik yang nyaman dan aman :)
Naik Becak...., Lihat..betapa lebar senyum Anet & mamanya ketika naik becak. Di kotanya tidak ada becak dayung seperti ini, sungguh nyaman naik becak.
Tapi..., coba alihkan perhatian kepada tukang becaknya...harus tarik urat supaya sampai di tujuan, semuanya demi beberapa lembar uang ribuan, semuanya demi anak dan istrinya agar bertahan hidup..
Becak memang sarana transportasi yang bebas polusi...namun, kadang hati nurani tidak tega untuk memanfaatkannya. Mungkin jg perlu lapangan kerja yg lain :)
Naik angkot...., Entah karena kurang tidur atau suasana angkot yang nyaman, Bima bisa tertidur waktu naik angkot.
Menunggu..... Menunggu paling membosanan, meski menunggu pacar sekalipun... :) tapi...yg paling mendebarkan adalah menunggu gajian :D
Sambil menunggu...lbh baik belajar njepret... tuh hasil pertama Anet & Bima yang dipublikasikan :)
Dini hari bersandar di Pelabuhan Tua Pejat, Ibukota Kabupaten Mentawai.
Moda transportasi laut merupakan andalan masyarakat Mentawai untuk melakukan perjalanan antar pulau, baik di Kepulauan Mentawai atau dari dan ke Sumatera daratan.
Hampir seluruh kebutuhan sehari-hari Masyarakat Mentawai di kirim melalui Kota Padang..., maka sungguh beragam penumpang kapal ini, mulai dari pedagang, pejabat pemerintah, esekutif, sampai dengan ayam dan kambing.
Pantai Pulau Simakakang, 20 menit dari Pelabuhan Tua Pejat dengan boat. Salah satu daya tarik Kepulauan Mentawai adalah alamnya nan elok...ombak lautnya yang selalu dicari surfer mancanegara. Hasil bumi yang melimpah...Potensi alam yang luar biasa...
Boat... sampan dengan mesin tempel, layaknya metromini
Sore itu.... Ibu mengajakku dan kakak ke pasar.., aku sangat senang meski waktu bermainku hilang, semua tergantikan dengan harumnya bau sate.. yang sudah lama aku inginkan... eHm...
Aku juga tidak peduli kaki kecilku yg begitu penat, meng-ekor kemanapun ibu melangkah... menyusuri pasar yg becek karena gerimis, biarlah....
Andaikan setiap hari Ibu mengajakku ke pasar..., eHm... bukan saja makanan, mainanpun mulai berputar-putar di benakku...